Welcome to my blog

Rabu, 05 Februari 2014

 
SI TENAGA BESAR DARI NEGERI TIRAI BAMBU
 
09 Maret 2012


(Jakarta – haltebus.com) Teknologi bus semakin berkembang, mulai dari emisi, tenaga hingga fitur-fitur tambahan yang kesemuanya mempermudah pengendalian bus. Dari beberapa negara pemasok mesin yang beredar di Indonesia, China termasuk salah satu yang berkembang. Sejak memperkenalkan teknologinya di tahun 2000-an awal, kini pabrikan asal China, Golden Dragon menghadirkan chassis bertenaga besar. “Sejak akhir tahun lalu kami menawarkan mesin bertenaga 330 HP, bermesin standar Euro-3, dengan fitur suspensi udara,” kata Manajer Pemasaran PT. Indo Dongfeng Motor, Erko Sudiarso, Selasa (6/3/12) di sela-sela roadtest chassis terbaru Golden Dragon.

PT. Indo Dongfeng Motor adalah salah satu pemasok mesin dan chassis bus asal China yang merintis penjualan di Indonesia sejak tahun 2004. Perusahaan ini mengawali bisnisnya, dengan memasok mesin-mesin diesel. Karena permintaan terus berkembang, akhirnya sayap usaha mereka berkembang ke mesin bus.

Menurut Erko, mereka memperkenalkan chassis Golden Dragondengan mesin bertenaga 330 HP berstandar Euro-3 pada November 2011 lalu. Sebelumnya, mereka merilis chassis yang menyandang mesin bertenaga 300 HP berstandar Euro-2. Seolah tak kalah dengan pabrikan asal Eropa yang menghadirkan mesin bertenaga besar sejak lima tahun terakhir. ”Kami tawarkan mesin bertenaga besar karena memang ada permintaan,” ujarnya.

Pada roadtest kali ini, bus berkaroseri Laksana model Legacy SR-1 menyandang mesin YC6L 330-30, enam silinder segaris berkapasitas 8.424 cc dengan torsi maksimum 1280Nm/1400 RPM, pada putaran mesin 2200 RPM. Bermain di RPM rendah, kemampuan mesin YC6L 330-30 ini cukup terasa di beragam jenis medan. Rute yang di tempuh dalam roadtest memiliki ragam karakter, yakni Jakarta – Sadang – Subang – Tangkuban Perahu – Bandung – Jakarta. 

Di jalan datar, laju bus tak menemui halangan berarti. Melewati keramaian pagi Tol Jakarta Cikampek hingga Sadang dengan kecepatan 120 Km/jam mudah dicapai. Dengan kecepatan rata-rata 100 Km/jam bus tetap stabil saat bermanuver di jalan bebas hambatan. Batas kecepatan maksimum yang diformat oleh perangkat komputer ini, memang ada di angka 120 atau pada Rpm 2200, pada posisi persneling enam.”Tenaganya lumayan besar, saat menyalib manuver bus ini gak kalah dengan pabrikan Eropa. Berani diadu,” kata Hermawanto Amran yang pagi itu menjajal kemampuan Golden Dragon.

Kecepatan 120 Km/jam pada posisi persneling enam (tertinggi) ternyata juga dicapai saat jalan mulai menanjak di lepas KM 60 tol Cikampek ke arah Bandung. Tanpa memindahkan tuas persneling ke posisi lima, bus melaju cukup mulus hingga pintu tol Sadang. Tak ada raungan mesin yang terdengar di bagian belakang bus. Suspensi udara juga bekerja cukup baik, bus tetap stabil walau harus zig-zag pada kecepatan 80 Km/jam. 

Melewati Sadang hingga Subang, jalan yang sempit, berliku, diwarnai tanjakan dan turunan sempat menahan laju bus. Lepas kota Subang, jalan menanjak nan panjang dilahap dengan posisi gigi persneling lima, pada 1500 – 2000 RPM tanpa kehilangan tenaga. Pada posisi itu, kecepatan bus bisa mencapai 60 Km/jam. 

Kurnia Lesani Adnan, pengemudi kedua yang menjajal kemampuan bus sempat terkejut dengan tenaga mesin dari negeri tirai bambu itu. ”Nafasnya panjang di posisi gigi persneling empat untuk jalan yang menanjak panjang, tuas dipindah ke posisi lima juga tak masalah jika tanjakan cenderung landai,” kata dia.

Keterkejutan Sani, panggilan akrab Kurnia, cukup mengherankan karena PO Siliwangi Antar Nusa yang dikomandoinya sudah sangat hafal dengan mesin-mesin asal China. Keheranannya berlanjut saat bus melewati jalan Cagak yang terkenal memiliki tanjakan yang cukup panjang. Tanpa perlu memindah tuas persneling dari posisi empat, bus melaju mulus. 

Di tanjakan Emen, juga tak ada hambatan berarti. Saat sebuah minibus angkutan setempat berhenti mendadak, hanya memindah tuas ke persneling tiga dari posisi berhenti beberapa detik dalam posisi menanjak bus tak kehilangan tenaga. Satu-satunya jalan terjal yang mengharuskan Sani memindah tuas persneling ke posisi tiga adalah tanjakan panjang menjelang kawasan Wisata Tangkuban Perahu. Meski terlihat tak curam, panjangnya jalan menanjak selepas Ciater itu memaksa bus melaju pada kecepatan 40 Km/jam di Rpm 1300 -1500. ”Gak sangka tenaga begitu besar, gak kalah dengan transmisi otomatis, gak kehilangan tenaga,” katanya sambil menggelengkan kepala.

Tenaga yang besar yang disandang Golden Dragon model XML6127D53, sebenarnya sudah dilengkapi dengan fitur keamanan, khususnya untuk mengendalikan laju kendaraan. Selain ABS, ada pula retarder atau pengereman dengan bantuan mesin. Sayangnya empat tingkat percepatan retarder, pada saat roadtest sesekali kurang membantu pengereman. Butuh kelihaian pengemudi dalam mengendalikan karakter si Naga Emas ini.

Dengan tenaga yang besar bagaimana konsumsi bahan bakarnya? Erko menjawab, “Soal bahan bakar rata-rata ada di kisaran 1 liter untuk 3 – 5 Km, tergantung karakter pengemudi.” Erko yakin, dengan harga chassis yang berada pada harga Rp. 700 juta-an,Golden Dragon bisa bersaing dengan pabrikan lain yang sudah lebih dulu eksis di Indonesia. Apalagi, teknologi dan kemampuan yang ditawarkan cukup menarik. 

Satu lagi tawaran menarik lainnya adalah chassis spaceframe yang memungkinkan bus yang dibangun di karoseri memiliki ruang bagasi yang luas. Empat pintu bagasi bawah saling terhubung alias 'bolong' tanpa ada chassis yang menghalangi. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh haltebus.com, penetrasi Golden Dragon cukup signifikan. Sejak diperkenalkan sekitar lima bulan lalu, chassisXML6L127D53 bertenaga mesin 330 HP Euro-3 sudah dipesan 20 unit. Di luar itu masih ada chassis XML6127D52 bertenaga 300HP Euro-2 yang juga laris dipesan sepanjang semester kedua 2011 lalu. Untuk kedua tipe
 ini pembeli harus menunggu hingga tiga bulan lamanya.

Tak salah jika tahun 2012 ini disebut tahun pertarungan teknologi bus di Indonesia. Dalam kurun beberapa tahun terakhir pabrikan bus menawarkan teknologi baru. Beragam fitur, dengan keunggulan masing-masing, ditawarkan oleh pabrikan, tinggal bagaimana perusahaan bus mendefinisikan kebutuhan berdasarkan pelayanan mereka untuk masyarakat pengguna bus.

Sumber : http://www.haltebus.com/detail159.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar