Welcome to my blog

Sabtu, 22 Maret 2014

RAJAWALI SALAH SATU PO TERTUA YANG TERSISA
 
Dari sekian banyak Perusahaan otto bus tertua di Jawa Tengah yang tersisa tinggal Rajawali di Solo dan PO. Coyo di Tegal” ungkap Pa‘ Krisjanto Anggarjito yang akrab dikenal sebagai pemilik PO Rajawali generasi ke tiga, ketika mengawali perbincangan dengan saya (penulis red) disebuah rumah makan soto di Solo. Beliau bercerita pula, kalau bukan menjalankan amanat dari Bapak George Anggarjito dan karena hobby mengurus bis, mungkin PO Rajawali sudah mengikuti jejak PO PO tua lainnya yang gulung tikar, dengan mengemban amanat dari orang tua beliau. Pa‘ Kris berusaha keras untuk mempertahankan PO Rajawali dengan 70 unit armada.

Pada tahun 1954 orang tua dari Bapak George merintis usahanya dengan mengoperasikan 2 unit bus pariwisata dengan memberi nama “ A T G “. Tahun 1956 PO. A T G mulai mendapat trayek regular Solo-Ampel dan Solo-Madiun dengan mengusung nama baru PO Salam, baru tiga tahun kemudian pada tahun 1959 berubah nama menjdi PO. Rajawali .

PO.Rajawali melayani trayek Solo-Jogja, Solo-Jogja-Magelang dan Solo–Semarang. tetapi sejak 1979 persaingan bis BUMEL menggila, dengan selisih satu bis dengan bis didepannya dengan waktu selang dua menit dan yang terjadi jadi bis hanya kejar-kejaran, biaya operasional dan biaya perawatan tambah mengila ambil contoh saja kampas rem hanya tahan 2 minggu sedangkan setoran semakin tidak mencapai target, ditambah dengan trend orang mulai menggunakan PATAS AC, maka bis BUMEL pun ditarik secara bertahap.

PO. Rajawali resmi konsentrasi ke bis Patas AC Solo-Semarang tahun 1992 dengan menawarkan konsep PATAS, dengan armada bis yang bersih dan terawat membuat PO.Rajawali menjadi bis yang berbeda dari Patas yang lain, yang kemudian banyak PO lain yang mengikuti konsep ini.

Pada tahun 1981 PO Rajawali mulai merambah bis malam dengan trayek Bandung-Semarang-Solo yang kemudian membuka juga trayek Solo-Jogja-Semarang–Solo. Bis Malam Rajawali makin berkembang, sehingga dirasakan penambahan armada dan Trayek Solo-Semarang-Bandung tapi khusus melayani penumpang yang naik dari Semarang. Disaat PO lain banyak yang hengkang dari Bandung seperti PO Apollo dan PO Muncul, justru PO Rajawali semakin kokoh sebagai icon bis malam, bahkan tahun 1990-1994 menjadi masa jayanya bis malam Rajawali, dimana kita bisa melihat dari jumlah armada bis yang terus bertambah dan trayek yang beragam.

Pada tahun 1992 PO Rajawali membuka Trayek Sukabumi dan Wonogiri, hingga saati ini trayek Sukabumi menjadi andalan pada saat kondisi trayek Bandung lesu, sedangkan untuk trayek Wonogiri pada saat ini mengalami mati suri, mati segan hidup tak mau tapi tetap dipertahankan walaupun terkadang jalan terkadang tidak.

PO.Rajawali sempat membuka trayek:  Bandung-Semarang-Solo-Kediri-Blitar, Bandung-Solo-Madiun,dan Bandung-Semarang-Purwodadi-Solo, walaupun akhirnya ditutup karena sepi penumpang. 

Pada tahun 2010 ini PO Rajawali berencana membuka Trayek Solo-Bandung-Sukabumi-Bogor walaupun rencana itu masih belum ada tanda-tanda dimulai, selain itu dirintis kembali trayek Bandung-Semarang-Solo-Madiun yang rencananya mulai aktif tanggal 19 Juni 2010 dari timur dan 20 Juni 2010 dari arah barat.
Untuk Trayek Sukabumi sudah diadakan peremajaan dengan hadirnya duo legacy R260 dan OH 1525, untuk yang non AC sudah dipersiapkan Nucleus 3 mengantikan Panorama 2 yang semakin udzur dan perlu dipensiunkan.
Sedangkan Bandung-Madiun selatan ada Duo Legacy R260 dan Golden Dragon yang mungkin belum siap tgl 20 Juni 2010 , dan untuk sementara operasi menggunakan siputih R260 Sprinter.
Untuk ke depan PO.Rajawali berencana mengadakan efesiensi armada dari 70 unit dikurangi 50 unit berikut armada baru, sehingga PO Rajawali mengurangi biaya perawatan membekak yang semakin besar akibat umur bis yang tua. (Abah Idan/BBC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar